Silsilah Kiahi Djalidin, Ayah Mas Behi Kartodikromo

Lanjutan dari: Riwayat Dan Keturunan Mas Behi Kartodikromo (1730 - 1810)

 

Berdasarkan catatan keluarga besar Mas Behi Kartodikromo, leluhur ayah beliau berhubungan erat dengan sejarah atau cikal bakal Bumi Tayu*. Dimulai dari:

1.Kiahi Wangkang – Demang Tayu, memiliki anak

2.Kiahi Nojopatti** – Demang, memiliki anak

a.Kiahi Morotruno - memiliki anak yang diberi nama Dijo dan cucu bernama Kariboen

b.Kiahi Mangoen – memiliki anak yang diberi nama Kiahi Djalidin

3.Kiahi Djalidin – memiliki anak yaitu Kartodikromo yang jaman kecil dipanggil dengan nama Sakiman. Itu sebabnya Kiahi Djalidin, juga dipanggil sebagai Kiahi Sakiman. Sedangkan ibunya dipanggil dengan nama Njai Sakiman***, walaupun nama sebenarnya adalah Sakijah

Penjelasan

 *

Tayu adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, terletak kurang lebih 27 km ke arah utara kota Pati, tepat di jalur yang menghubungkan Pati dengan Jepara. Kecamatan ini berada di keinggian antara 1 - 41 meter dpl dan sebagaimana daerah lain di kabupaten Pati bagian utara, Tanah di Kecamatan Tayu terdiri atas tanah Aluvial, Red Yellow dan regosol. dengan luas 4.759 ha yang terdiri atas 2.038 ha lahan sawah dan sisanya seluas 2.721 ha lahan non sawah.

Pada jaman dahulu, Tayu termasuk salah satu dari tiga kecamatan termaju di Kabupaten Pati setelah Pati dan Juwana.  Dalam catatan sejarah rempah masa lalu, Pati adalah salah satu kota di Pulau Jawa yang memiliki pengaruh sangat besar karena menjadi pintu masuk dari wilayah timur ke wilayah Jepara dan seterusnya.

Selain Juwana yang terkenal karena pelabuhannya memiliki galangan kapal terbaik dan menjadi titik distribusi perdagangan beras, terdapat juga Pelabuhan Tayu yang tak kalah pamor. Pada jaman dulu, Tayu adalah  pelabuhan transit dari Juwana ke Jepara yang pada masa pasca pendudukan VOC, dipandang sebagai tempat yang sangat strategis. Oleh sebab itu, Tayu dikembangkan menjadi pos dagang.

 **  

Nojopatti adalah nama yang tertulis di pakem. Sedangakan di stambuk/buku induk (buku yang memuat daftar nama dan asal dari orang-orang yang tercatat sebagai anggota keluarga) di tulis Noropatti. Sepertinya benar Noropatti, berdasarkan kesaksian dari Raden Tumenggung Regent Kabupaten Juwana, yang tertulis di stambuk tersebut. Bukti lain, (sepertinya) terdapat pada catatan yang dibuat oleh Dominee Franqois Valentijn, yang datang ke tanah jawa pada tahun 1686 – 1723. Dominee menyatakan bahwa, bupati Juwana pada tahun 1706 adalah Tumenggung Noropakso. Jika melihat kemiripan nama ‘noro’, yang disebut sebagai Tumenggung Noropakso adalah Kiahi Noropatti

 ***  

Njai Sakiman memiliki saudara perempuan yaitu Njai Djimah. Semasa hidupnya, selain Mas Behi Kartodikromo , Njai Sakiman juga melahirkan anak perempuan yang diberi nama Kaidjah.

   

 

Lanjut ke: Silsilah Njai Sakijah, Ibu Mas Behi Kartodikromo

 

 

  • Tips Mencari Tukang Bangunan Untuk Perbaikan Rumah Bocor

    Udara yang segar dan relatif dingin adalah alasan utama seseorang betah tinggal di Bogor. Bagaimana tidak, ditengah kota Bogor terdapat Kebun raya. Dengan luas mencapai 87 hektar (ha), Kebun Raya Bogor memiliki peran yang penting. Diantaranya menjadi paru-paru kota yang memasok oksigen yang berlimpah bagi warganya. Namun dibalik dari rasa nyaman yang dirasakan, warga Bogor ternyata kerap mengalami berbagai masalah akibat curah hujan yang tinggi salah satunya adalah atap rumah yang bocor.

Bagong, An Innocent Puppet Character

Every character in Punakawan puppet show has their own different meanings of philosophy. One of them is Bagong. Ki Lurah Bagong is one of the fiction members of Punakawan and he is also the youngest among all according to the story. Bagong is basically the adopted child of Semar. Bagong is known as the innocent character and in Banyumas, Bagong is known as Bawor. His characteristics is an entertainer to the viewers. The physical look is so funny and unique. Baca Selengkapnya...