Ajian Saifi Angin (Sepiangin), Sarana Teleportasi Jaman Dulu

Bicara soal ilmu kebatinan, ternyata ada banyak sekali jumlahnya di Indonesia, khusunya di tanah Jawa. Salah satu dari ilmu kebatinan yang melegenda yaitu bernama Saifi Angin. Ilmu ini diyakini dapat meringankan tubuh penggunanya sehingga bisa berlari atau berpindah tempat dengan sangat cepat bak angin.

Menurut para praktisi spiritual, ilmu Saifi Angin memang benar adanya dan mungkin masih bisa ditemukan hingga saat ini. Namun, syarat untuk mendapatkan ilmu ini sangatlah sulit. Terdapat banyak ketentuan yang wajib dipenuhi mulai dari puasa, semedi hingga menghafalkan mantra-mantra.

Ajian ini diketahui oleh warga Nusantara jaman  dulu sebagai ilmu yang dipunyai oleh para Walisongo. Mitosnya ajaran ini diajarkan oleh Syeikh Siti Jenar. Ajian ini digunakan ketika Para Sunan hendak mengadakan perkumpulan penting.

Ditandai oleh suara gong yang ditabuh oleh Sunan Giri. Seketika itu pula para Wali  bisa langsung berkumpul meskipun masing-masing berada di wilayah yang sangat jauh di sisi Pulau Jawa lainnya.

Beberapa anggota Walisongo juga diyakini sering berpindah tempat secara kilat ketika beribadah dan menjalankan misi dakwahnya. Misalkan sholat Dzuhur di Mekah namun sholat Ashar di Batavia dan rapat di Demak pada petang harinya. Para wali ini menggunakan ajian Saifi Angin (Sepiangin).

Ajian Saifi Angin ini dipercaya merupakan  ilmu kanuragan untuk ber-teleportasi, yaitu pengalihan materi dari satu titik ke titik lain tanpa melewati jarak antara kedua titik. Proses ini kurang lebih instan, mirip dengan konsep apport, kata yang sebelumnya digunakan dalam konteks spiritualisme.

Namun ada pula yang beranggapan bahwa ajian ini menggunakan media jin sebagai pembantu untuk berpindah tempat. Selain Walisongo,konon ajian Saifi Angin juga dimiliki oleh Raden Kian Santang atau Raden Sangara atau Syeh Sunan Rohmat Suci, yang tak lain adalah anak dari Prabu Siliwangi dan Nyi Subang Larang.

Ajian Saifi Angin dimilikinya, berasal dari khodam berwujud seekor harimau yang  sering menampakan wujudnya ketika pada malam-malam bulan penuh atau Purnama. Energinya dapat membakar bangsa jin dan makhluk gaib pengganggu lainnya sehingga mampu menjadi pagar gaib yang ampuh untuk menangkal serangan serangan ilmu hitamseperti santet ataupun pelet

Khodam ini berdiam dalam sebuah batu mustika yang didapatkan Raden Kian Santang dari ritual gaib, di situs Sakral makam Godog yang terletak di lereng gunung Karacak Desa Lebak Agung Kecamatan Karangpawitan, Garut. Makam ini pula dipercaya sebagai tempat peristirahatan terakhir dari Raden Kian Santang

Kesaktian ajian Saipi Angin, membuat Raden Kian Santang mampu berlari atau berpindah tempat secepat kilat. Serta meningkatkan kemampuan spiritual sehingga akan bisa memahami segala yang terjadi di alam semesta, dan terutama menjadi lebih dekat dengan sang Maha Pencipta.

Tuah berikutnya adalah mampu membuat seseorang menjadi lebih bijaksana dalam memutuskan suatu perkara yang rumit dan akan mendapatkan petunjuk petunjuk gaib lewat mimpi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi

Dan yang terakhir adalah energi Kharisma dari Kodam ini akan menurun kepada pemakainya sehingga pengaruh kewibawaannya semakin besar di mana akan mendukung kelancaran dalam karir dan kehidupannya. 

Baca juga: Ajian Brajamusti, Ilmu Tingkat Tinggi Yang Bikin Ngeri

  • Tips Mencari Tukang Bangunan Untuk Perbaikan Rumah Bocor

    Udara yang segar dan relatif dingin adalah alasan utama seseorang betah tinggal di Bogor. Bagaimana tidak, ditengah kota Bogor terdapat Kebun raya. Dengan luas mencapai 87 hektar (ha), Kebun Raya Bogor memiliki peran yang penting. Diantaranya menjadi paru-paru kota yang memasok oksigen yang berlimpah bagi warganya. Namun dibalik dari rasa nyaman yang dirasakan, warga Bogor ternyata kerap mengalami berbagai masalah akibat curah hujan yang tinggi salah satunya adalah atap rumah yang bocor.

Gua Maria Sumber Kahuripan - Paroki Santo Fransiskus Asisi Cibadak, Sukabumi

Salah satu tempat ziarah dan berdoa bagi umat Katolik di Sukabumi adalah Gua Maria Sumber Kahuripan. Yang terletak di Jl. Perintis Kemerdekaan No.29, Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat 43155, sekitar ±19.33 Km dari Kantor Bupati Sukabumi. Gua Maria Sumber Kahuripan ini diresmikan oleh Uskup Bogor, Mgr Michael Cosmos Angkur, OMF pada tanggal 30 Mei 2004. Baca Selengkapnya...